Sunday, January 18, 2009

News

Soal Aset, Lanud Ikuti Prosedur Hukum  
Thursday, 08 January 2009 from sumatera expres

SMB II - Aset-aset yang dimiliki Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Palembang banyak masalah. Permasalahan aset ini juga dialami Pangkalan Udara Medan. Hal itu diungkapkan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara Wilayah I (Pankoopsau I) Marsda Imam Sufaat.
  Menurutnya, permasalahan aset yang dimiliki Lanud Palembang berkaitan persoalan tanah. Di mana, aset tanah milik Lanud Palembang sebagian eks bandara lama (Talang Betutu, red). Melihat kondisi seperti itu, TNI AU akan menyelesaikannya sesuai prosedur hukum.
  "Kita ingin masalah yang ada segera diselasaikan dengan baik. Jika tidak, kita tetap pertahankan. Agar tidak menjadi lebih parah lagi. Tentunya sesuai prosedur hukum yang telah ditentukan", kata dia di sela-sela kunjungannya meninjau Lanud Palembang, kemarin (7/1).
  Kunjungannya ke Palembang tak lain meninjau pangkalan udara di kota ini. Sebelumnya, rombongan mengunjungi pangkalan udara di Medan. Hal itu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di TNI AU.
  Lelih lanjut dikatakannya, Pangkalan Udara Palembang termasuk dalam tipe C. Sarana dan prasaran yang tersedia sangatlah terbatas, terutama di dalam sektor komunikasi. Namun, dalam hal pelaksanaan operasi, Imam mengaku pihaknya tetap berkoordinasi secara bersama-sama.
  Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin juga turut menghadiri kunjungan ini. Hadir pula pejabat kepolisian, TNI, dan pemerintahan Sumsel. Terkait permasalahan aset Lanud Palembang, Alex mengatakan, secepatnya akan diselesaikan.
  "Segera kita selesaikan masalah aset TNI AU yang direlokasi, sehubungan dengan pembangunan fly over," ujarnya.
  Sementara Komandan Pangkalan Udara Palembang, Letkol Pnb Asril Samani berharap penyelesaian aset secepatnya dilakukan 2009. Meskipun target relokasi aset pembangunan ditagetkan 2008 lalu.(mg27)

BRIEF

Pangkalan TNI AU (Lanud) Palembang adalah satuan pelaksana Koopsau I yang memiliki luas ± 720 Ha dengan posisi di daerah Kelurahan Talang Betutu km 12, Kecamatan Sukarame Kotamadya Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah yang menjadi tanggung jawab Lanud Palembang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu.


VISI :

Pangkalan TNI AU Palembang sebagai salah satu ujung tombak TNI Angkatan Udara selalu siap melaksanakan tugas pokoknya baik dalam bidang pembinaan maupun operasi sekaligus sebagai pengaman, pangawal, dan penegak kedaulatan negara di wilayah dirgantara Nasional.

MISI :

1. Menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan-satuan dalam jajarannya.
2. Mengumpulkan dan merekam data-data guna menyempurnakan taktik/teknik operasi dan latihan.
3. Melaksanakan pembekalan dan pengadaan material bagi satuan-satuan jajarannya.
4. Menyelenggarakan pemeliharaan alutsista sampai dengan tingkat sedang
5. Menyelenggarakan pembinaan potensi dirgantara.
6. Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung yang menjadi tanggung jawabnya.
7. Mengadakan koordinasi dengan badan-badan dan instansi-instansi terkait didalam dan luar Lanud.
8. Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Pangkoopsau I mengenal hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.


TUGAS POKOK

Pangkalan TNI Angkatan Udara Palembang bertugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan dan pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya, membina potensi dirgantara serta menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya.


SEKILAS SEJARAH LANUD PALEMBANG

Lapangan terbang Talang Betutu yang merupakan cikal bakal Pangkalan TNI AU Palembang pada masa pendudukan Belanda maupun Jepang adalah salah satu lapangan terbang di Indonesia berkedudukan di Sumatera Selatan. Lapangan terbang ini dahulu berfungsi sebagai pangkalan pesawat-pesawat tempur dan markas pasukan Jepang dalam upaya pertahanan atas pendudukannya di Indonesia terbukti disekitar lapangan terbang banyak dibangun tempat-tempat perlindungan. Selain difungsikan sebagai pertahanan, Jepang pernah menjadikan sebagai basis pendidikan kemiliteran Gyugun Angkatan Udara dimana mereka disiapkan menjadi Perwira pengawal lapangan terbang. 

Pada saat pasukan Belanda bersama pasukan Angkatan Udaranya memasuki wilayah Sumatera Selatan tahun 1946, lapangan terbang ini lebih disempurnakan lagi dengan memperpanjang landasan dan melengkapi fasilitas-fasilitas sehingga kegiatan penerbangan lebih baik dari sebelumnya.

Setelah melewati perjalanan sejarah yang panjang, yang dimulai dari masa pendudukan penjajah, perjuangan bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan hingga terbentuk dan berdiri Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di wilayah Sumatera Selatan tahun 1946, gagasan pembentukan TRI Penerbangan yang dimotori oleh para pelajar bekas siswa Sekolah Tinggi Teknik Penerbangan NANKO BUNTAI Jepang di Shinanto (Singapore) tahun 1946, sampai pembentukan Markas Penerbangan di Sumatera dan Agresi Belanda I tanggal 21 Juli 1947 yang mengakibatkan kerugian besar bagi pihak Indonesia tetapi tidak menyurutkan semangat juang para perintis AURI.

Puncak perjuangan para perintis AURI yang disemangati Merah Putih dan dilandasi pengabdian tulus, akhirnya membuahkan hasil. Angkatan Udara Belanda yang berkedudukan di wilayah Sumatera Selatan pada tanggal 26 April 1950 menyerahkan pesawat udara Twaalfde Vliegbasis dan Varva beserta personilnya yang berpangkalan di Talang Betutu dalam suatu upacara dihadiri pejabat militer maupun sipil diiantaranya; Komandan ML Kapten J.B.H. Bruiner, Komandan AURIS Mayor Sujoso, Komandan TRIS Sumatera Selatan Mayor Hasan Kasim, Komandan Pasukan Belanda Letcol J.H.J. Bredgen serta dua orang wakil UNCI. Kemudian Lapangan Terbang Talang Betutu beserta fasilitas-fasilitas pendukung penerbangan diserahkan kepada Kepala Staf Angkatan Udara dengan Skep Kepala Staf Angkatan Perang No.:-023/P/KSAP/50 tanggal 25 Mei 1950 yang selanjutnya menjadi Pangkalan TNI AU Palembang hingga sekarang.