Wednesday, April 15, 2009

Lapangan Golf Kelas Dunia Bakal Dibangun di Palembang

Dua lapangan golf bakal dibangun di Palembang, melengkapi satu lapangan yang sudah ada. Rencananya lapangan olahraga buat kalangan berduit itu dibangun di Jakabaring dan Talangbetutu. Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, mengungkap hal itu dalam peringatan HUT TNI AU ke 63 di Pangkalan TNI AU Palembang, Rabu (15/4).

"Tadi Danlanud mengatakan, sepertiga dari 720 hektare tanah milik TNI AU dikuasai warga. Berarti ada 200 hakter, kalau kita bikin lapangan golf seperti di Halim tentu baik sekali. Rumputnya licin seperti kaca," kata Alex.

Selain di Talangbetutu, Alex mengatakan, akan membangun satu lagi lapangan golf di kawasan Jakabaring. Danlanud Palembang, Letkol (Pnb) Asril Samani, menyambut baik rencana itu. Menurut dia sudah ada investor yang berniat menjalin kerjasama membangun lapangan golf kelas dunia di atas lahan Lanud Palembang.


from sriwijaya post- 15 April 2009

Micro Flight Meriahkan Hari TNI AU di Palembang


Aksi micro flight atau pesawat kecil memeriahkan perayaan ke 63 Hari TNI AU di Pangkalan Udara Palembang, Rabu (15/4) siang. Pesawat berukuran kecil yang dikendarai pilot dan seorang penumpang itu membawa spanduk putih bertuliskan Dirgahayu Hari ke 63 TNI AU.

Pesawat terbang rendah mendapat aplus meriah para petinggi dan prajurit TNI AU serta undangan di bawah tenda acara. Atraksi itu dimulai sesaat setelah Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin dan Danlannud Palembang, Letkol (Pern) Asril Samani menabuh drum tanda launching website Lanud Palembang.

Danlanud mengatakan, mestinya peringatan Hari TNI AU digelar 9 April lalu, tapi karena bertepatan dengan Pemilu Legislatif, baru digelar hari ini. Lanud Palembang akan meningkatkan alat-alat dan kinerja demi bakti kepada bangsa dan negara.

Asril menyebutkan, permasalahan lahan yang dikuasai warga akan diselesaikan sebaik mungkin tanpa keributan. "Tidak mungkin ini jadi konflik antara TNI dengan masyarakat. Kita bangun suasana kondusif dan saling pengertian. Pasti ada solusi," katanya.

untuk website lanud palembang di alamat www.lanudpalembang.mil.id

from Sriwijaya Post - 15 April 2009

Sepertiga Tanah TNI AU Dikuasai Warga

Luas tanah yang menjadi aset negara dalam pengawasan Pangkalan TNI AU Palembang yakni seluas 720 haktare. Dari luas ini, sepertiga lahan dikuasai ribuan kepala keluarga yang ditandai dengan pendirian bangunan rumah tinggal. Penguasaan lahan oleh warga ini cenderung meluas karena tidak adanya pagar pembatas sehingga oknum warga dengan leluasa melakukan pengembangan.

Komandan Pangkalan Udara TNI AU Palembang Letkol (Pnb) Asril Samani membenarkan kondisi tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan agar warga tidak melakukan pembangunan lagi di lahan milik TNI AU. "Kita sudah melakukan pendekatan dan minta BPN kota memperjelas batas lahan," katanya.

Asril juga mengingatkan agar warga untuk tidak membeli lahan di lokasi bandara, terlebih harga jual yang ditawarkan murah karena lahan-lahan tersebut dalam pengawasan TNI AU. "Kita sudah mengingatkan warga yang tinggal di tanah milik TNI AU agar tidak memperjual belikan. Kepada camat dan lurah juga tidak mudah mengeluarkan surat keterangan tanah," kata Asril seraya menambahkan.

Sepertiga lahan yang dikuasi warga telah dihuni ribuan kepala keluarga sehingga sulit untuk melakukan penggusuran dan TNI AU menghindari terjadinya konflik dengan masyarakat.


from sriwijaya post 15 April 2009

DIRGAHAYU TNI AU KE 63
9 APRIL 2009

Thursday, February 12, 2009

Anggota TNI AU Palembang Ikuti Latihan Internet

dari : Sriwijaya Post - 16/1/2009

Sebanyak 15 orang anggota TNI Angkata Udara (Lanud) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II mengikuti pelatihan internet yang dilaksanakan PT Telkom Kandatel Sumbagsel. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang internet kepada TNI.

Kakandatel Sumbagsel, Muchlis menuturkan pelatihan internet ini merupakan kelanjutan program tahun lalu yakni pelatihan internet untuk siswa SMA, guru, mahasiswa, dan dosen. Namun, di tahun 2009 pelatihan diberikan khusus untuk TNI baik Angkata Udara, Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Kepolisian. "Kami ingin masyarakat terutama TNI dan Polisi tidak buta akan internet," ujar Muchlis.

Monday, February 9, 2009

Lanud Palembang Pasang Baleho Peta

 
Friday, 06 February 2009 
KM 10-Pihak Pangkalan Udara Palembang, melakukan pemasangan baleho peta ukuran jumbo di Jl Kol H Burlian, KM 10. Ini untuk mencegah terjadinya jual-beli tanah milik negara yang dilakukan oleh masyarakat. Serta erat kaitannya atas permasalahan tanah milik TNI AU.
  Beberapa waktu lalu, Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara Wilayah I (PANKOOPSAU I), Marsda Imam Sufaat, sempat meninjau Pangkalan Udara di Palembang terkait permasalahan asset milik Lanud Palembang.
  "Pemasangan baleho peta berukuran besar tersebut adalah sebagai tindak lanjut kejadian sebelumnya. Dimana, dalam peta dijelaskan dengan detil luas wilayah yang dimiliki TNI AU. Serta sekaligus mensosialisasikan kepada masyarakat, agar tidak melakukan jual-beli tanah milik negara", kata Danlanud Palembang, Letkol Pnb Asril Samani.
  Diharapkan, melalui sosialisasi ini, warga dapat mengerti, bagaimana cara dan proses jual-beli tanah yang sesuai prosedur. Dengan memperhatikan kondisi tanah tersebut, apakah benar-benar dilengkapi administrasi yang lengkap. Bila perlu, diperiksa dan ditanyakan kepada pihak instansi terkait. Agar tak bermasalah.
  Terkait adanya warga yang sebelumnya telah memiliki tanah di atas area milik TNI AU, letkol Pnb asril mengatakan pihaknya akan menyelesaikannya dengan aturan yang berlaku. Di samping itu, warga juga harus memperhatikan kondisi tanah di saat ingin membelinya.
  "Sebab yang terlibat tak hanya dirinya saja. Namun melibatkan pula orang lain. Diharapkan, warga untuk lebih jeli lagi dalam pelaksanaan jual-beli tanah. Khususnya, tanah yang dimiliki TNI AU Palembang", terang Asril.  from sumeks.co.id

Sunday, January 18, 2009

News

Soal Aset, Lanud Ikuti Prosedur Hukum  
Thursday, 08 January 2009 from sumatera expres

SMB II - Aset-aset yang dimiliki Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Palembang banyak masalah. Permasalahan aset ini juga dialami Pangkalan Udara Medan. Hal itu diungkapkan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara Wilayah I (Pankoopsau I) Marsda Imam Sufaat.
  Menurutnya, permasalahan aset yang dimiliki Lanud Palembang berkaitan persoalan tanah. Di mana, aset tanah milik Lanud Palembang sebagian eks bandara lama (Talang Betutu, red). Melihat kondisi seperti itu, TNI AU akan menyelesaikannya sesuai prosedur hukum.
  "Kita ingin masalah yang ada segera diselasaikan dengan baik. Jika tidak, kita tetap pertahankan. Agar tidak menjadi lebih parah lagi. Tentunya sesuai prosedur hukum yang telah ditentukan", kata dia di sela-sela kunjungannya meninjau Lanud Palembang, kemarin (7/1).
  Kunjungannya ke Palembang tak lain meninjau pangkalan udara di kota ini. Sebelumnya, rombongan mengunjungi pangkalan udara di Medan. Hal itu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di TNI AU.
  Lelih lanjut dikatakannya, Pangkalan Udara Palembang termasuk dalam tipe C. Sarana dan prasaran yang tersedia sangatlah terbatas, terutama di dalam sektor komunikasi. Namun, dalam hal pelaksanaan operasi, Imam mengaku pihaknya tetap berkoordinasi secara bersama-sama.
  Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin juga turut menghadiri kunjungan ini. Hadir pula pejabat kepolisian, TNI, dan pemerintahan Sumsel. Terkait permasalahan aset Lanud Palembang, Alex mengatakan, secepatnya akan diselesaikan.
  "Segera kita selesaikan masalah aset TNI AU yang direlokasi, sehubungan dengan pembangunan fly over," ujarnya.
  Sementara Komandan Pangkalan Udara Palembang, Letkol Pnb Asril Samani berharap penyelesaian aset secepatnya dilakukan 2009. Meskipun target relokasi aset pembangunan ditagetkan 2008 lalu.(mg27)

BRIEF

Pangkalan TNI AU (Lanud) Palembang adalah satuan pelaksana Koopsau I yang memiliki luas ± 720 Ha dengan posisi di daerah Kelurahan Talang Betutu km 12, Kecamatan Sukarame Kotamadya Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah yang menjadi tanggung jawab Lanud Palembang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu.


VISI :

Pangkalan TNI AU Palembang sebagai salah satu ujung tombak TNI Angkatan Udara selalu siap melaksanakan tugas pokoknya baik dalam bidang pembinaan maupun operasi sekaligus sebagai pengaman, pangawal, dan penegak kedaulatan negara di wilayah dirgantara Nasional.

MISI :

1. Menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan-satuan dalam jajarannya.
2. Mengumpulkan dan merekam data-data guna menyempurnakan taktik/teknik operasi dan latihan.
3. Melaksanakan pembekalan dan pengadaan material bagi satuan-satuan jajarannya.
4. Menyelenggarakan pemeliharaan alutsista sampai dengan tingkat sedang
5. Menyelenggarakan pembinaan potensi dirgantara.
6. Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung yang menjadi tanggung jawabnya.
7. Mengadakan koordinasi dengan badan-badan dan instansi-instansi terkait didalam dan luar Lanud.
8. Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Pangkoopsau I mengenal hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.


TUGAS POKOK

Pangkalan TNI Angkatan Udara Palembang bertugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan dan pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya, membina potensi dirgantara serta menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya.


SEKILAS SEJARAH LANUD PALEMBANG

Lapangan terbang Talang Betutu yang merupakan cikal bakal Pangkalan TNI AU Palembang pada masa pendudukan Belanda maupun Jepang adalah salah satu lapangan terbang di Indonesia berkedudukan di Sumatera Selatan. Lapangan terbang ini dahulu berfungsi sebagai pangkalan pesawat-pesawat tempur dan markas pasukan Jepang dalam upaya pertahanan atas pendudukannya di Indonesia terbukti disekitar lapangan terbang banyak dibangun tempat-tempat perlindungan. Selain difungsikan sebagai pertahanan, Jepang pernah menjadikan sebagai basis pendidikan kemiliteran Gyugun Angkatan Udara dimana mereka disiapkan menjadi Perwira pengawal lapangan terbang. 

Pada saat pasukan Belanda bersama pasukan Angkatan Udaranya memasuki wilayah Sumatera Selatan tahun 1946, lapangan terbang ini lebih disempurnakan lagi dengan memperpanjang landasan dan melengkapi fasilitas-fasilitas sehingga kegiatan penerbangan lebih baik dari sebelumnya.

Setelah melewati perjalanan sejarah yang panjang, yang dimulai dari masa pendudukan penjajah, perjuangan bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan hingga terbentuk dan berdiri Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di wilayah Sumatera Selatan tahun 1946, gagasan pembentukan TRI Penerbangan yang dimotori oleh para pelajar bekas siswa Sekolah Tinggi Teknik Penerbangan NANKO BUNTAI Jepang di Shinanto (Singapore) tahun 1946, sampai pembentukan Markas Penerbangan di Sumatera dan Agresi Belanda I tanggal 21 Juli 1947 yang mengakibatkan kerugian besar bagi pihak Indonesia tetapi tidak menyurutkan semangat juang para perintis AURI.

Puncak perjuangan para perintis AURI yang disemangati Merah Putih dan dilandasi pengabdian tulus, akhirnya membuahkan hasil. Angkatan Udara Belanda yang berkedudukan di wilayah Sumatera Selatan pada tanggal 26 April 1950 menyerahkan pesawat udara Twaalfde Vliegbasis dan Varva beserta personilnya yang berpangkalan di Talang Betutu dalam suatu upacara dihadiri pejabat militer maupun sipil diiantaranya; Komandan ML Kapten J.B.H. Bruiner, Komandan AURIS Mayor Sujoso, Komandan TRIS Sumatera Selatan Mayor Hasan Kasim, Komandan Pasukan Belanda Letcol J.H.J. Bredgen serta dua orang wakil UNCI. Kemudian Lapangan Terbang Talang Betutu beserta fasilitas-fasilitas pendukung penerbangan diserahkan kepada Kepala Staf Angkatan Udara dengan Skep Kepala Staf Angkatan Perang No.:-023/P/KSAP/50 tanggal 25 Mei 1950 yang selanjutnya menjadi Pangkalan TNI AU Palembang hingga sekarang.